KARAWANG, TAKtik – Pertamina memperkirakan perlu waktu sekitar delapan minggu sejak 25 Juli 2019 untuk menghentikan sumber gas dan oil spill yang bocor di sekitar Anjungan Lepas Pantai YY Area Pertamina Hulu Energi ONWJ (Offshore North West Java), Karawang.
Hal itu dikatakan VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam siaran persnya yang diterima TAKtik, Minggu (28/7/2019). “Sampai saat ini, Pertamina dan pihak terkait masih menginvestigasi penyebab kejadian. Namun, indikasi sementara menunjukan adanya anomali tekanan pada anjungan yang membuat munculnya gelembung gas dan diikuti oil spill,” jelasnya.
Sedangkan mengenai keluhan penyakit yang diderita warga terdampak, Fajriyah menyatakan, berdasarkan identifikasi sementara keluhan mereka bukan dampak langsung dari oil spill. Keluhan warga tersebut antara lain, gatal-gatal, pegal-pegal, batuk, serta penyakit lain seperti hipertensi.
Fajriyah kemukakan, sejak Rabu (24/7/2019) Pertamina melalui anak perusahaan PT Pertamedika langsung menurunkan peralatan berikut tenaga medisnya untuk melayani kebutuhan pengobatan masyarakat di sekitar desa terdampak.
“Ada empat posko kesehatan yang didirikan di Karawang. Yakni, Posko Cemara Jaya, Posko Sungai Buntu, Posko Sedari, dan Posko Pantai Mutiara. Ini untuk mengantisipasi munculnya gangguan kesehatan masyarakat terdampak atas peristiwa oil spil. Jumlah pasien rata-rata yang ditangani empat posko mencapai 120 orang,” sebut Fajriyah. (tik)