KARAWANG, TAKtik – Ketika bertemu Bupati Cellica Nurrachadiana di kantor dinasnya, Senin siang (26/8/2019), H. Enan Supriatna akhirnya mengakui, bahwa pada pertemuan itu ia sempat membahas isu politik terkait Pilkada Karawang 2020 bersama orang nomor satu di Kabupaten Karawang ini.
“Memang di tengah berbicara urusan bisnis saya pribadi, bersama beliau (Cellica) dan Endang Sodikin (Sekretaris DPC Gerindra Karawang) kami sempat ngobrolin Pilkada 2020. Walaupun tidak terlalu fokus ke arah pencalonan. Yang dibicarakan masih ringan-ringan saja. Karena untuk serius masih cukup lama Pilkada-nya juga. Dan segala kemungkinan bisa terjadi,” aku Haji Enan saat disambangi TAKtik di rumahnya, Senin malam (26/8/2019).
Ia pun berani blak-blakan, niatan untuk maju di Pilkada Karawang 2020 sudah bulat. Bahkan telah dipersiapkan cukup lama. Hanya buat memastikan deklarasi secara terbuka belum akan dilakukannya. Ia masih menunggu kepastian parpol pengusung. Sedangkan dukungan dari keluarga, relawan loyalisnya kala di Barcell (Barisan Cellica) dulu yang diklaimnya masih terbina dengan baik sudah memberikan lampu hijau.
Selain itu, biaya untuk kebutuhan selama kampanye kelak telah pula disiapkannya. “Niatan saya cukup maju buat jadi wakil bupati. Tapi kalau memang mengharuskan di Karawang Satu (bupati), ya namanya politik tidak ada hal yang mustahil. Sementara sampai hari ini saya akui, data dari rekan-rekan di lapangan kekuatan dukungan grass root masih ke Cellica cukup kuat. Buat saya pribadi sih bisa mendampingi beliau di Pilkada 2020,” ungkapnya.
Namun bila dirinya bersama Ahmad ‘Jimmy’ Zamakhsari, Haji Endang mengaku siap. Tanpa terkecuali jika peluang mengharuskan dirinya berpasangan dengan yang lain, Haji Endang menegaskan, tetap bersedia maju. Terpenting buat dirinya ikut naik ke panggung Pilkada Karawang 2020 bukan sebagai pasangan calon independen.
“Saya tidak akan maju tanpa usungan parpol. Alhamdulillah, walau baru pembicaraan secara informal, sudah ada beberapa orang pengurus parpol yang meminta saya maju melalui parpolnya. Bagi saya tidak mesti terlalu ngoyo. Hadapi dan nikmati secara rilek di tengah waktu yang terus bergulir. Kalau memang saya harus maju ya maju. Jika pun tidak, ya berarti cukup jadi penonton saja. Buat saya, jabatan itu bagian dari pengabdian. Tidak perlu dipaksakan ketika peluang belum berpihak ke kita,” tandas Haji Enan. (tik)