KARAWANG, TAKtik – Hingga semester pertama atau di pertengahan tahun anggaran 2023, penyerapan belanja modal jalan, jaringan dan irigasi yang dibiayai APBD Karawang baru 13,14 persen atau Rp 49,2 milyar dari total pagu Rp 374,7 milyar
Data tersebut diperoleh TAKtik dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Karawang per 30 Juni 2023. Selain itu, belanja modal gedung dan bangunan malah lebih kecil, yakni, 0,73 persen atau Rp 2,9 milyar dari total pagu Rp 403 milyar lebih.
Begitu pula belanja modal aset lainnya yang terserap baru 39,68 persen atau Rp 274,1 juta dari yang disiapkan Rp 690,7 juta. Sedangkan belanja barang dan jasa terserap 26,60 persen. Dengan nilai uangnya Rp 414,4 milyar dari target Rp 1,5 trilyun.
“Itu semua berdasarkan pengajuan tagihan dari para pelaksana di lapangan. Soal teknis dan kendala ya ada di masing-masing OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Kami mah di BPKAD sebagai kas pengeluaran uang. Memang masih rendah sih (penyerapan belanja). DAK (Dana Alokasi Khusus) belum. Yang normal baru transfer-transfer (pendapatan di luar PAD),” kata Kepala BPKAD Arief Maryugo Bijaksana kepada TAKtik, Selasa (25/7/2023).
Sama halnya PAD (Pendapatan Asli Daerah), dari data BPKAD terungkap bahwa di periode yang sama (semester pertama tahun anggaran 2023) baru masuk 53,08 persen atau Rp 902 milyar lebih dari target yang dipatok Rp 1,6 trilyun.
Adapun target pendapatan kas daerah dari sumber lain-lain pendapatan yang dipatok di angka Rp 5,1 trilyun, data per 30 Juni 2023 baru masuk Rp 2,2 trilyun atau baru diperoleh 43,40 persen. (tik)