KARAWANG, TAKtik – Langkah jangka panjang, Pemkab Karawang melalui DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan) berencana merekokasi lio-lio pembakaran batu kapur di wilayah Kecamatan Pangkalan ke area lebih aman.
“Itu (rencana) belum fixed. Masih perlu pembahasan lebih komprehensif dengan OPD dan instansi terkait lainnya, karena butuh anggaran tidak kecil. Sebab kita perlu area atau tempat baru nantinya,” kata Kepala DLHK Karawang, Wawan Setiawan, Selasa (29/8/2023).
Sebagai langkah awal, ada beberapa orang pemilik lio batu kapur di daerah tersebut yang ia undang dalam membahas solusi terbaik, win-win solution, tanpa ada pihak yang dirugikan. Tujuannya, sebut Wawan, bagaimana mengurangi pencemaran udara akibat asap hitam yang mengepul dari setiap pembakaran batu kapur itu.
Sementara dari hasil pertemuannya di kantor Satpol PP, Selasa (29/8/2023), disepakati bahwa di antara para pemilik lio batu kapur itu akan mengurangi asap hitam dengan cara menggunakan bahan bakar dari sampah plastik. Tidak lagi dari ban bekas. Walau penggunaan bahan bakarnya ini sudah dimulai cukup lama.
Selain itu, solusi jangka pendek adalah dengan menghindari pembakaran batu kapur di setiap hari Sabtu dan Minggu. Seperti dikemukakan Idul, Karyadi dan Giri yang pemilik lio, pembakaran batu kapur hanya butuh dua hari. Selebihnya, proses pendinginan. “Satu kali produksi kapur butuh waktu satu minggu,” ungkapnya.
Setiap bulan, mereka menghasilkan batu kapur rata-rata 30 ton per bulan per lio. Sedangkan jumlah lio di Pangkalan ada sebanyak 80 lobang. Personil pekerjanya sekitar seribu orang, mayoritas warga setempat yang tidak terserap pasar tenaga kerja industri.
“Usaha batu kapur bagi kami pekerjaan pokok yang sudah turun temurun. Sampai saat ini masuk ke generasi ketiga. Sangat sulit bagi kami kalau usaha pokok untuk menghidupi ekonomi keluarga dialihkan ke sektor lain,” ujar mereka serempak.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang sempat disampaikan pihak KLHK kepada Subkoor Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLHK Karawang, Desire Ariyanti, bahwa ada dugaan aktivitas pembakaran batu kapur di daerah ini menjadi di antara penyebab buruknya kondisi udara di DKI Jakarta.
“Dari hasil pengukuran kondisi udara di Karawang saja pagi ini, itu masih tergolong sedang. Belum masuk kategori sangat membahayakan bagi kita di sini. Namun demikian, tetap kita mau cari langkah terbaik yang sifatnya win-win solution,” tandas Wawan yang juga Plt Kepala Satpol PP. (tik)