KARAWANG, TAKtik – Di tengah draft Raperda Perubahan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Karawang yang ‘tiarap’, area persawahan teknis di wilayah Desa Karangligar dan sekitarnya mulai dibidik kalangan spekulan.
Pengakuan Kepala Desa Karangligar, Ersim, bahwa dirinya bersama kades lain di Kecamatan Telukjambe Barat sempat diundang orang yang mengklaim perwakilan pengusaha properti, sekitar dua bulan lalu. Tujuannya, berencana melakukan pembelian (pembebasan) tanah-tanah sawah di wilayah desanya selain di area desa lainnya.
“Saya mendampingi pemilik sawah bahkan sempat diajak ke kantor notaris. Katanya mau langsung dikasih DP atau uang tanda jadi. Nyatanya, hingga sekarang gak ada. Pengakuan orang itu, mereka katanya akan membebaskan hektaran tanah sawah, termasuk yang selalu tergenang banjir. Cuma harga tawarannya murah,” ungkap Kades Ersim atau biasa akrab dipanggil Gendo, Rabu lalu (30/8/2023).
Dikonfirmasi, apakah draft Raperda Perubahan RTRW Kabupaten Karawang sudah masuk DPRD di sini? Salah seorang anggota Bapemperda (Badan Pembentukan Peraturan Daerah), Pendi Anwar, menyatakan bahwa hingga kini draft raperda tersebut belum masuk ke lembaganya.
“Baru tercatat di Prolegda (Program Legislasi Daerah). Kalau masuk Bapemperda belum. Dari kabar yang saya peroleh dari Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), masih ada tiga syarat prinsip dari tujuh syarat prinsip yang belum terpenuhi,” kata Pendi, Sabtu (2/9/2023).
Salah satu dari persyaratan prinsip itu, sambung Pendi, adalah kaitan dengan LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan). Terkait ini, diketahuinya, masih berbeda dengan data yang dari pusat.
“Untuk masuk ke Bapemperda harus sudah memenuhi semua syarat itu, termasuk naskah akademiknya. Di Bapemperda kemudian dikaji kembali, apakah layak atau tidak untuk kemudian di-pansus-kan,” jelas Pendi lagi.
Kabar lain menyebutkan, rencana pemerintah membangun waduk dan bendungan Cibeet di wilayah Bogor akan segera digarap. Menurut Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karawang, Mahpudin, keberadaan waduk dan bendungan Cibeet tersebut bisa menjadi solusi terhadap banjir tahunan, terutama di wilayah Desa Karangligar.
“Betul, saya juga sudah mendengar kabar itu (pembangunan waduk dan bendungan Cibeet di wilayah Bogor atau di daerah hulu Cibeet) dari Bappeda dan Dinas PUPR kita. Mudah-mudahan menjadi solusi terhadap bencana banjir di daerah kita dan sekitarnya,” ujar Mahpudin.
Dari berita yang dilansir CNBC Indonesia, proyek Bendung Cibeet Paket III senilai Rp 1,5 triliun dari dana APBN akan digarap pengerjaannya oleh PT Waskita Karya (Persero) sebagai perusahaan pemenang tender. Lokasi proyek ini di Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor.
Keberadaan bendungan tersebut diharapkan sebagai reduksi banjir pada hilir Sungai Citarum dengan kapasitas 300,33 m3/detik dan sebagai pasokan air baku sebesar 3,77 m3/detik untuk beberapa kabupaten dan daerah industri.
Bendungan Cibeet juga dapat menjadi irigasi pertanian yang mengaliri lahan seluas 1.037 hektar di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang, serta sebagai pembangkit tenaga listrik dengan daya sebesar 0,25 MW. (*/tik)