KARAWANG, TAKtik – Dusun Pangasinan di tiga ke-RT-an pada wilayah Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, kini makin rentan oleh terjangan banjir, selain Dusun Kampek.
Setiap kali hujan mengguyur di hulu Sungai Cibeet, beberapa jam kemudian air luapan sungai ini dengan mudah menyatroni ratusan permukiman warga hingga mereka sering terusir dari rumah tinggalnya karena terendam banjir.
Kondisi terkini, sejak banjir perdana di tahun 2024, 1 Januari lalu, banjir susulan kembali terjadi, bahkan makin meluas jangkauan rendamannya sejak Rabu malam (3/1/2024), hingga Kamis pagi (4/1/2023) sekitar pukul 06.30 WIB belum surut.
Banjir di dusun ini dalam beberapa tahun terakhir selama banjir rutin tahunan terjadi sejak tahun 2007 makin sering datang, terutama di lingkungan RT.02 dan RT.03. Saat musim penghujan, warga di sini sampai belasan kali mengungsi dalam setiap bulan, bahkan setiap pekan.
Dan banjir pun kerap datang di tengah cuaca di wilayah perkampungan ini lagi cerah. “Kendati ada terik matahari, banjir juga tak urung mendatangi pemukiman kami kalau di wilayah hulu Sungai Cibeet terjadi hujan,” kata Agus, salah seorang warga terdampak banjir rutin.
Dari pengamatan TAKtik selama ini, air Sungai Cibeet meluap hingga ke perkampungan di dua dusun di wilayah Desa Karangligar, tatkala hujan di daerah hulu sungai besar itu terjadi hujan lebat dalam waktu lama.
Kini, hujan deras dalam hitungan jam saja air Sungai Cibeet pun mudah meluap dan menjalar ke ratusan rumah warga kendati jarak pemukiman ke sungai tersebut cukup jauh, kurang lebih sekitar dua kilometer.
Padahal, pemukiman warga yang berada di sepanjang bantaran Sungai Cibeet di wilayah Desa Parungsari, Kecamatan Telukjambe Barat dan sekitarnya lebih sering aman dari terjangan banjir. Di sini baru ikut terdampak jika di Dusun Pangasinan ketinggian banjir mencapai di atas dua meter.
Selama itu pula, belum ada satu pun langkah pemerintah yang secara konkret memberikan solusi permanen agar banjir rutin tahunan tidak terus terulang.
Kabar yang baru didengar sebagian warga, pemerintah sedang membangun waduk dan bendungan di Kabupaten Bogor. Konon, untuk meminimalisir dampak banjir selain buat pengairan pertanian di Bogor, Bekasi hingga Karawang.
Pemkab Karawang sendiri ada langkah Bupati Aep Syaepuloh dengan meminta BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) untuk menurap dan meninggikan tanggul Sungai Cibeet dengan sheet pile biar air sungai ini tidak langsung meluap.
“Kami tidak mau ini (banjir) terus terulang. Jangan dianggap hal wajar kalau ini (Karangligar) di bawah lah (daerah cekungan). Saya gak mau kayak gitu (yang dijadikan alasan). Karena yang jadi korban akhirnya masyarakat kami,” kata Aep kepada TAKtik, 21 Desember 2023. (tik)