KARAWANG, TAKtik – Menanggapi keracunan massal yang kembali menimpa warga Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, pihak PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 menyatakan rasa penyesalannya atas insiden tersebut.
Walau pun diakui oleh Adil Teguh sebagai public affair Pindo Deli tersebut bahwa perusahaannya tidak menyangkal penyebab dari kebocoran gas kimia itu berasal dari pabrik kimianya.
Bahkan kebocoran yang terjadi, ungkap Adil dalam siaran persnya yang diterima TAKtik, Minggu (21/1/2024), akibat terbukanya valve pada chlorine storage di atas standar seharusnya.
Namun guna memastikan penyebab utama sampai itu terbuka, termasuk kemungkinan terdapat pelanggaran prosedur pengisian chlorine ke tabung oleh operator, pihak Pindo Deli masih melakukan investigasi.
Berdasar kronologis kejadian terpaparnya gas di sekitar lokasi pabrik kimia PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2, Sabtu itu (20/1/2024), pengisian chlorine ke tabung yang dilakukan operator untuk proses pengiriman ke customer pada pukul 18.45 hingga 19.00 WIB.
Menjelang waktu shalat isya, dinyatakan Adil, alarm terdeteksi di chlorine storage, alarm pada hypo, alarm pada chlorine. Filling serta alarm pada evaporator dan secara otomatis water curtain terbuka diikuti dengan penyemprotan menggunakan mobil pemadam kebakaran dan selang hydrant.
Dua menit selanjutnya, dilakukan penghentian pada system hypo karena ada release chlorine pada corong absorber hypo dan diikuti dengan penutupan valve venting di chlorine storege. Setengah jam kemudian, klaim Adil, sudah tidak terdeteksi oleh chlorine detector dan tidak tercium bau.
Mengenai langkah penanganan terhadap ratusan korban terdampak, Adil menyebut, pihaknya bekerjasama dengan aparat berwenang dan pimpinan daerah setempat agar kejadian ini tertangani dengan baik sesuai prosedur.
Adapun langkah Bupati Aep Syaepuloh bersama pihak kepolisian menghentikan sementara operasional pabrik kimia PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2, disambut baik pensiunan ASN yang jabatan terakhirnya sebagai Asda I Saleh Effendi.
“Saya apresiasi langkah itu. Dulu saya punya pengalaman serupa waktu masih menjabat. Yaitu, menangani cerobong bocor milik pabrik peleburan baja. Kala itu solusinya operasional pabrik ditutup hingga satu bulan penuh sambil menunggu perbaikan. Seluruh karyawannya dirumahkan dengan tetap mendapatkan hak gajinya secara utuh. Alhamdulillah sampai sekarang tidak lagi bermasalah,” ujar Saleh alias Pepen. (rls/tik)