KARAWANG, TAKtik – Bupati Aep Syaepuloh hingga Senin, 29 Januari 2024, masih menunggu apa yang direkomendasikan tim di lapangan terkait langkah yang akan diambil pemerintah terhadap PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills-2 atas insiden tanggal 20 Januari 2024.
Di mana dalam insiden tersebut menyebabkan ratusan warga di sekitar area pabrik itu keracunan massal hingga dilarikab ke rumah sakit, puskesmas dan klinik terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
“Disnaker Pemprov Jabar bersama dari Kementerian Lingkungan Hidup, termasuk DLHK kita lagi ada di lapangan. Kita lihat nanti merekomendasikannya seperti apa. Hingga saat ini tim dari Puslabfor Mabes Polri masih melakukan penyelidikan,” kata Aep saat bertemu TAKtik usai makan siang di salah satu rumah makan di Jalan Interchange Karawang Barat, Senin (29/1/2024).
Sebelumnya, Public Affair PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills-2 Adil Teguh menjelaskan melalui rilisnya yang diterima TAKtik pada tanggal 21 Januari 2024 bahwa gas kimia itu bocor akibat terbukanya valve pada chlorine storage di atas standar seharusnya.
Ini dimungkinkannya terdapat pelanggaran prosedur pengisian chlorine ke tabung oleh operator. Kendati untuk memastikan penyebabnya, sebut Adil kala itu, pihaknya masih melakukan investigasi.
Kabar terkini, salah seorang aktivis yang saat ini intens mendampingi warga Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Nurdin Syam, menyatakan dengan tegas bahwa warga terdampak ini tetap memperjuangkan haknya agar keracunan massal tidak kembali dan terus terulang.
Oleh karenanya, tandas Nurdin, warga meminta ketegasan pemerintah untuk merelokasi pabrik tersebut ke kawasan industri. Dan sejak insiden yang disebutnya kelima kali itu terjadi, departemen costic soda pada pabrik penghasil kertas tersebut dihentikan operasionalnya.
“Usai hearing dengan Komisi III DPRD Karawang, Selasa siang (30/1/2024), kami bersama warga terdampak akan mendatangi Kementerian Lingkungan Hidup. Kami mau menyampaikan tuntutan kami itu agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas,” kata Nurdin. (tik)