KARAWANG, TAKtik – Hari ke-4 Ramadhan tahun ini, warga Karangligar berbuka puasa di tempat pengungsian. Karena rumah tinggal mereka terendam banjir sejak Kamis, 14 Maret 2024.
Kendati sepi dari bantuan donatur, di antara warga saling membantu memberikan makanan untuk sama-sama buka puasa. Menurut Kepala Dusun Pangasinan Farman Dimas, banjir rutin tahun ke-17 kali ini cukup memprihatinkan.
“Mereka tidak bisa masak atau menyiapkan makanan untuk berbuka puasa di tengah rumah tinggalnya sedang terendam banjir. Maka ketika waktunya maghrib, mereka makan apa adanya. Saling bantu beli roti atau makanan ringan,” ungkap Farman, Jum’at malam (15/3/2024).
Selain itu, masjid dan musholla di Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat tidak bisa digunakan buat shalat tarawih karena sudah penuh oleh genangan banjir.
Di antaranya ada yang mencari tempat ibadah di kampung lain yang masih aman. Yang lainnya, terpaksa tidak bisa tarawih akibat pakaian yang mereka kenakan basah kuyup.
Kendati hingga berita ini jelang tayang, ketinggian banjir mulai berkurang. Mereka berharap hujan tidak kembali turun, terutama di hulu Sungai Cibeet. “Kalau hujan mengguyur lagi, bisa dipastikan air banjir bertambah lagi,” ujar Cecep, warga korban banjir Karangligar.
Kondisi yang sedang dialami mereka, jalan akses ke pemukimannya juga sedang tidak bisa dilalui kendaraan karena tergenang banjir. Data dari Pemerintahan Desa setempat menyebutkan, kali ini banjir menggenangi 349 rumah, baik di Dusun Pangasinan maupun Kampek.
Jumlah jiwa yang menjadi korban banjir sebanyak 1.016 orang. Untuk sementara mereka mengungsi di area yang masih bisa ditempati walau terdapat sedikit genangan air. Mereka sudah paham kapan harus meninggalkan rumah tinggalnya lebih jauh, kapan tetap masih bertahan di area banjirnya. (tik)