KARAWANG, TAKtik – Di tengah seru-serunya pecinta sepakbola menonton tim Garuda bertanding dengan tim Korea Selatan, Kamis hingga Jum’at dinihari, 25-26 April 2024, warga Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat lagi-lagi terusir dari rumah tinggalnya.
Banjir rutin dari luapan Sungai Cibeet kembali masuk menggenangi ratusan rumah di Dusun Pangasinan dan Kampek hingga ketinggian di atas 1 meter. Informasi dari kontributor TAKtik di lapangan, hingga berita ini jelang tayang, debit air banjir masih bertambah.
Hujan deras yang turun di wilayah hulu Sungai Cibeet, termasuk di Karawang sendiri sejak Rabu lalu, 24 April 2024, debit sungai penyebab banjir rutin Karangligar mengalami peningkatan. Beberapa jam setelah itu, banjir mulai datang kendati tidak meluas, bahkan sempat kembali surut.
Namun intensitas hujan di hulu Sungai Cibeet maupun Citarum masih tinggi, akhirnya banjir pun datang lagi. Bahkan makin meluas dibanding hari sebelumnya. Jalan utama akses warga ke kota Karawang pun tak urung sudah tidak bisa dilewati karena turut terendam.
Sehingga aktivitas warga, terutama buruh pabrik dan anak-anak sekolah harus melewati jalan lebih jauh tiga kali lipat untuk bisa sampai ke tempat kerja maupun ke sekolah. Mereka mesti memutar arah jalan Badami-Loji.
Sedangkan keinginan warga untuk dibuatkan akses jalan alternatif yang lebih dekat oleh pemkab ke interchange Karawang Barat dari Karangligar ke pemancingan Ajo, ada kabar malah dikurangi alokasi anggarannya karena lebih mengutamakan tambal sulam jalan interchange Karawang Barat tersebut.
“Sudah gak aneh pak. Dari dulu, sejak 17 tahun lalu kondisi kami dibiarkan terus begini. Mulai dari minta pintu air di ujung saluran air Darawolong yang bermuara di Sungai Cibeet hingga memohon jalan alternatif Karangligar ke Ajo (interchange Karawang Barat) selalu ditanggapi dingin. Entahlah, mungkin kami tidak dianggap sebagai manusia lagi,” sesal Maman dan Iib pasrah. (tik)