KARAWANG, TAKtik – Disebut-sebut hanya akan menggunakan perahu NasDem dan PKS untuk maju lagi di Pilkada Karawang 2024, petahana Aep Syaepuloh menegaskan bahwa dirinya yakin ada parpol lain yang ikut bersama mengusung dirinya.
“Ya Alhamdulillah (saat ditanya dua parpol itu yang mau mengusungnya). Masa hanya dengan itu saja (NasDem dan PKS)? Gak mungkin atuh. Tentunya kan koalisi harus dijaga, harus dikomunikasikan. Kan gitu. Kita kan hanya menyerahkan ke partai politik,” kata Aep usai menghadiri rapat paripurna DPRD Karawang, Kamis malam (2/5/2024).
Menyinggung koalisi yang harus dijaga, adakah ini sinyal jika Aep akan kembali mengajak Demokrat dan Golkar selain NasDem dan PKS seperti halnya di Pilkada Karawang 2020? Di mana ia mendampingi Cellica Nurrachadiana yang saat itu sedang memimpin Demokrat di Karawang berkoalisi dengan ke empat parpol tersebut.
Menanggapi wacana koalisi besar yang sempat digulirkan pimpinan di antara 5 parpol, Aep sendiri bertanya balik ke TAKtik. “Itu kata siapa? Buktinya, PKS mau ketemu PDIP ko. Bagaimana mau koalisi besar?” ujarnya meyakinkan.
Lalu, seperti apa sikap PKS hingga saat ini? Lagi-lagi Sekretaris Bidang Pembinaan Daerah VI DPW PKS Jawa Barat Nanda Suhanda menegaskan, sebetulnya bersama Aep belum clear karena belum ada komunikasi formal yang bersangkutan dengan struktural partainya, walaupun posisi petahana ini masih diusulkan menjadi calon bupati dari parpolnya di Pilkada 2024.
“Tapi PKS juga punya target, calon wakil bupatinya harus kader pelopor PKS. Makanya Haji Aep harus cari parpol koalisinya yang siap mengusung dirinya berpasangan dengan kader parpol kami. Kalau betul NasDem siap, ternyata setelah kami konfirmasi, mereka menyodorkan nama Maslani dari internal parpolnya,” tandas Nanda.
Mengenai rencana pertemuan PKS dengan PDIP, Nanda membenarkan. Menurutnya, pertemuan politik itu sudah diagendakan pada Sabtu, 4 Mei 2024, di sekretariat DPD PKS Karawang pada pukul 13.00 WIB.
“Kami menerima surat permohonan dari PDIP yang berencana silaturahmi ke PKS. Dalam pertemuan ini yang dibahas bisa saja kemungkinan-kemungkinan langkah alternatif. Selama masa penjajagan koalisi, dinamika politik ya pasti bergulir,” pungkas Nanda. (tik)