KARAWANG, TAKtik – Deklarasi koalisi Gerindra, NasDem dan PKS sebagai parpol pengusung petahana Aep Syaepuloh di Pilkada Karawang 2024 dipercepat ke hari Jum’at, 24 Mei 2024.
Percepatan deklarasi koalisi ini, kata Sekretaris DPC Partai Gerindra Karawang Endang Sodikin, karena kesepakatan bersama ketiga pimpinan parpol yang telah fixed bersama-sama mengusung calon bupati Aep Syaepuloh.
“Lebih cepat lebih baik,” ujar Endang atau biasa akrab disapa HES usai bertandang ke sekretariat DPD PKS Karawang bersama Ketua DPD Partai NasDem Karawang Dian Fahrud Jaman dan jajarannya, Kamis sore (23/5/2024).
Deklarasi yang akan digelar di Resinda Hotel pada jam 09.00 WIB, jelas Dian, HES maupun Budiwato yang ketua DPD PKS Karawang, tetap sebatas deklarasi kesepakatan koalisi. Walau kesepakatan ketiga parpol ini baru mengusung petahana Aep Syaepuloh untuk calon bupatinya.
Adapun arah dukungan ke calon wakil bupati yang bakal dipasangkan dengan Aep, pimpinan dari tiga parpol ini masih belum berani terbuka. Alasannya, lagi-lagi sedang dalam penggodokan. “Sabar ya. Kalau disebut sekarang tidak surprise dong,” kelit HES.
Di kalangan PKS ada yang menyebutkan, bisa jadi akan mengerucut ke nama di luar kader Gerindra, NasDem maupun PKS sebagai solusi win-win solution. Berbeda dengan keyakinan di antara pengurus Gerindra, pada saatnya DPP parpolnya bakal memaksa Gina Fadlia Swara mau mendampingi Aep.
Di tengah dinamika politik pilkada yang bisa jadi dimainkan PKS dengan intens membangun komunikasi dengan ‘Cilamaya’ yang dinyatakannya punya historis di pilkada sebelumnya, termasuk histori bersama Aep di Pilkada Karawang 2020, adalah bagian dari ikhtiar politik ‘menang bersama’.
Karena bagi NasDem sudah merasa memiliki Aep, Gerindra pun sering menyebut bahwa Gina menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan maju di Pilkada Karawang 2024 dari internal parpolnya. Dua faksi yang terjadi di tubuh Gerindra Karawang, seperti isu politik yang bergulir saat ini, muaranya sama-sama ke kubu Gina.
Sisi lain, bukan mustahil kalkulasi politik yang dikonsumsi publik dari permainan strategi itu pada ujungnya menjadi alibi politik tatkala nama yang seolah tiba-tiba muncul dari yang dimunculkan. Yaitu, orang yang tidak banyak dikenal publik sebagai kader Gerindra, NasDem maupun PKS. (tik)