KARAWANG, TAKtik – Gerakan Masyarakat Peduli Sampah Karawang (GMPSK) mengingatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) untuk segera merealisasikan pengolahan sampah di TPAS Jalupang seperti dijanjikan bupati.
Hal itu disampaikan Ketua GMPSK Solehudin dalam rilisnya yang diterima TAKtik, Senin, 12 Agustus 2024. “Sampai saaat ini kami terus mengawal janji bupati tersebut. Yaitu, akan membangun pabrik pengolahan sampah di TPAS Jalupang,” ungkapnya.
Selain itu, mereka tetap meminta pemkab memberikan kompensasi terhadap warga terdampak dari pencemaran udara bau busuk sampah TPAS Jalupang yang kurang diperhatikan. Padahal, diketahuinya, regulasi terkait tanggungjawab pemerintah daerah ini telah ada.
Dikemukakannya, dari sejak turun menggelar aksi unjuk rasa bersama warga terdampak di gedung DPRD Karawang, 6 Februari 2024, dilanjutkan hearing langsung dengan Bupati Aep Syaepuloh di ruang rapat kantor dinasnya, 27 Februari 2024, sampai bupati turun sidak ke lokasi TPAS Jalupang, 14 Maret 2024, sebut Solehudin, janji itu bergulir.
Tidak hanya sampai di situ, sambung Solehudin, GMPSK bersama Pemerintahan Desa Wanci Mekar, Kecamatan Kotabaru, dan DLHK Karawang berkunjung untuk studi banding ke Banyumas. Karena di daerah itu sudah menerapkan pengelolaan sampah secara modern.
“Harusnya memang tahun ini sudah mulai pembebasan lahan untuk pembangunan pabrik pengolahan sampah itu yang luasnya kurang dari 5 hektar. Informasi yang kami terima, realisasi pembangunannya tahun 2025. Tinggal nunggu DED (Detail Engineering Design) sama FS (Feasibility Study-nya,” ujar Solehudin.
Diceritakannya, sejak satu minggu terakhir bau busuk sampah TPAS Jalupang kembali menyengat dan sangat mengganggu kenyamanan warga sekitar. Apabila kondisi ini terus dibiarkan tanpa langkah cepat penanganan dari Pemkab Karawang melalui DLHK, diyakininya, dampak buruk terhadap kesehatan akan terus terjadi.
“Seminggu terakhir, intensitas bau sampah dan kadar baunya melebihi seperti biasanya. Kalau dulu paling seminggu sekali. Sekarang, bisa sehari dua atau tiga kali baunya tercium. Baunya juga beda banget, nyengat sampai tenggorokan dan hidung,” ungkap Solehudin.
Soal bau sampah yang sekarang kembali dirasakan warga sekitar, Kepala DLHK Iwan Ridwan F mengatakan bahwa akibat arah angin yang berubah dari timur ke barat atau menuju ke pemukiman warga dalam beberapa hari terakhir.
Mengenai janji bupati, Iwan pastikan akan direalisasikan sebagaimana kesepakatan dengan warga Wanci Mekar. “Perlu proses. Tahun ini ada pembebasan lahan peruntukan bangunan dan tempat pengolahan sampah seperti di Banyumas. Tinggal nunggu DED, FS dan dokumen lingkungan yang anggarannya kita nunggu APBD Perubahan 2024,” ujarnya.
Iwan kemukakan pula, sebenarnya rencana untuk membangun pengolahan sampah di TPAS Jalupang beberapa kali sejak Wawan Setiawan memimpin DLHK. Namun selalu gagal. Hanya saja, Iwan tidak menjelaskan apa yang menjadi kendala kala itu. (tik)