KARAWANG, TAKtik – Satu langkah tepat yang dilakukan warga Desa Karangligar bersama warga 3 desa lainnya di Telukjambe Barat dan Timur yang membuat kontrak politik dengan paslon.
Demikian kata pakar komunikasi politik Unsika Eka Yusup. Menurutnya, terlepas dengan Acep-Gina atau paslon selain itu, di tengah belum membuminya kontrak politik pada momentum pemilu, baik pilkada, pileg maupun pilpres, apa yang dilakukan warga 4 desa tersebut, puji Eka, patut dicontoh oleh yang lainnya.
“Apalagi di masa kampanye pilkada seperti sekarang, kehadiran paslon, siapapun mereka, sebaiknya tidak sekadar menyampaikan visi-misi, ide-gagasan atau sekadar monolog maupun dialog. Yakinkan publik dengan keberanian membuat kontrak politik,” ujar Eka melalui rilisnya yang diterima TAKtik, Jum’at sore (27/9/2024).
Apa yang dilakukan warga Karangligar, sambung Eka, bukan malah ditanggapi minor oleh kalangan tim lawan politik atau simpatisannya. Justru sebaiknya diapresiasi secara positif agar mereka pun bisa punya keberanian sama. “Sudah saatnya masyarakat tidak hanya dijejali janji-janji politik yang bersifat verbal,” tandasnya.
Sehingga siapapun paslon yang terpilih jadi bupati-wakil bupati Karawang hasil Pilkada 2024, Eka pertegas, masyarakat punya pegangan untuk nagih janji tersebut. Maka itu, sebut Eka lagi, semua paslon berani berikrar politik di atas kertas perjanjian dengan para pemilik hak pilih.
“Sulit dipahami apabila langkah yang dibuat warga Desa Karangligar, Mekarmulya, Parungsari dan Sukamakmur ada sebagian terkecil dari tim paslon lain malah menyikapinya dengan nyinyir. Yang perlu diingat, pada konteks ini ada langkah maju yang digagas masyarakat. Tinggal bagaimana yang lain mengikuti langkah itu, terlepas siapa paslonnya,” kata Eka lagi.
Diingatkannya pula, di negeri demokrasi seperti Indonesia, ada hak rakyat yang wajib dihargai dalam menentukan pilihannnya. Bagi kalangan paslon bersama timnya, saran Eka, hanya bagaimana meyakinkan masyarakat agar saatnya mereka memilih paslon dukungan tanpa perlu mempermasalahkan hak masyarakat itu sendiri.
“Konsistensi sikap yang demokratis perlu dijunjung tinggi. Karena rakyat sekarang sudah banyak melek politik. Hindari berpolitik dalam ‘memasarkan’ paslon dukungan yang berpotensi kontra produktif dengan elektoral. Biarkan masyarakat berinovasi dengan ide dan gagasannya. Menurut saya, justru ini patut diapresiasi,” pungkasnya. (rls/tik)