KARAWANG, TAKtik – Lagi, warga sekitar TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah Jalupang menggeliat. Karena di musim penghujan seperti sekarang produksi air lindi dari gunungan sampah meningkat drastis.
“Saya tahu hal itu menjadi ancaman tersendiri bagi warga sekitar. Air lindi dapat mencemari sumber air yang digunakan warga,” ujar Pengamat Lingkungan dan Kesehatan Irawan yang juga warga di sekitar Jalupang yang disiplin ilmunya sebagai dokter.
Ia menantang Pemkab Karawang untuk menguji sampling limbah cair dan kandungan air lindi yang ada di TPA tersebut oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK).
“Coba pihak Dinkes dan DLHK agar paham dan segera turun ke lapangan. Uji lah itu kandungan air yang menggenang sebelum kami membuat laporan ke Kang Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat),” seru Irawan melalui awak media, Kamis (13/3/2025).
Warga sekitar TPA Jalupang di Desa Wancimekar, Kecamatan Kota Baru, sebut Irawan, telah menyiapkan surat protes yang ditandatangani sekitar 500 orang untuk dikirim ke Pemprov Jabar selain ke Bupati Karawang.
Dipertegas oleh warga desa ini lainnya, yakni Jaelani bahwa Pemkab Karawang sudah saatnya mengubah pola pembungan sampah dengan teknik pemilahan. Artinya, sebelum sampah dibuang semestinya dipilah dulu sesuai jenisnya masing-masing.
“Kalau sampah plastik dipisahkan, saya yakin gunungan sampah tidak terus meninggi,” ujar Jaelani dengan mengatakan pula bahwa tumpukan sampah di TPA Jalupang kini mencapai tinggi 14 meter.
Jaelani pun berharap kepada Wakil Bupati Maslani yang nota bene warga Desa Wancimekar lebih peduli terhadap kondisi ini. “Harusnya beliau turun tangan bagaimana mengatur pengelolaan sampah di TPA Jalupang,” ungkapnya.
Sejauh ini, diketahui mereka, pembungan sampah masih dilakukan secara open dumping. Dampaknya, sangat mengancam kesehatan warga sekitar. (ktr/tik)