KARAWANG, TAKtik – Kendati sudah ditegaskan oleh Bupati Aep Syaepuloh bahwa kabar mengenai pecah kongsi dirinya dengan Sekda Asep Aang Rahmatullah adalah isu yang tak berdasar. Namun isu itu hingga kini masih beredar di sebagian kalangan publik.
Pendiri LBH GMBI Karawang Eigen Justisi yang sempat pula mendengar isu itu berpendapat, tidak tertutup kemungkinan hal ini hanya sekadar cek ombak (mapping loyalis). Kemungkinan lain bisa jadi memang sempat ada mis komunikasi di antara mereka berdua. “Segala kemungkinan bisa saja terjadi, apalagi kalau membacanya dari sisi politis,” ujarnya.
Hasil mutasi hingga jilid III di era Aep-Maslani, sebut Eigen, masih terbilang normatif walau ia sendiri tidak bisa menilai apa sesungguhnya yang terjadi di belakang layar atau bahasa Eigen, hanya mereka yang tahu. Menurutnya, karena dalam politik tidak ada ilmu pasti maka wajar jika muncul persepsi politis.
Eigen juga mengatakan, hasil nanti dari proses promosi jabatan untuk mengisi Dinas Perhubungan (Dishub), Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan bisa dijadikan tolok ukur tanpa memperjelas makna tolok ukur yang dimaksudkannya.
Seperti hasil mutasi jilid III pada akhir pekan kemarin, 19 Juli 2025, dari 16 orang pejabat eselon III yang mengikuti seleksi promosi jabatan, 5 orang di antaranya dipindahkan tugasnya atau masuk di gerbong mutasi baru lalu itu. Sementara, 4 nama calon kuat naik ke eselon II tersebut sudah diterka di sebagian kalangan, termasuk di kalangan birokrat pemkab sendiri.
Dan isu terkini yang berhembus, di antara 4 nama calon kuat itu bakal ada yang berubah dari apa yang diterka. Komentar Eigen, berubah atau tidak berubah, semua hanya sebatas mengira-ngira. Eigen berharap bupati maupun sekda lebih berpikir rasional, jangan lagi berpikir politis dari pilkada kemarin.
Sedikit menanggapi reaksi Ricky Mulyana alias Joya yang saat ini menggeliat dengan kritik keras terhadap bupati dukungannya, sebut Eigen, sebenarnya hal biasa dalam dinamika demokrasi. Namun jika ada sisi lain yang dibaca publik, apalagi dikaitkan dengan isu pecah kongsi dan alur kubu, Eigen cukup mengatakan, “Kita gak pernah tahu hati mereka.” (tik)