KARAWANG, TAKtik – Merasa penghasilannya berkurang akibat masih dibiarkan para pelajar menggunakan sepeda motor ke sekolah, termasuk sudah bebasnya taksi online masuk Karawang, kalangan sopir angkutan kota (angkot) turun berunjuk rasa ke kantor bupati, Senin pagi (31/7/2017).
Mereka yang tergabung dalam wadah Paguyuban Pengemudi Angkutan Karawang (PPAK) menuntut pemkab bersama jajaran Kepolisian menindak tegas pelajar yang masih mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah maupun keberadaan taksi online yang dirasakannya makin mempersempit lahan usahanya.
“Saat ini banyak pelajar yang tetap pake motor ke sekolah. Kami minta larangan penggunaan sepeda motor bagi pelajar bukan hanya bersifat himbauan tapi keharusan. Polisi dan pihak Disdikpora harus berani menindak tegas. Selain itu, kami menuntut agar angkutan karyawan di dalam kota dan angkutan mobil ilegal atau taksi online dirazia. Keberadaan armana itu telah menyerobot penumpang angkot. Akibatnya, penghasilan kami terus menurun,” protes Ketua PPAK, Endang Sahroni.
Saat aksi berlangsung, Endang akui, mengajak 700 sopir angkot untuk mogok menarik penumpang dengan memilih berunjuk rasa ke kantor Pemkab. Bahkan kalangan sopir elf, klaim dia, turut pula bergabung bersamanya. Endang mengancam, jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, semua awak angkot dan kendaraan angkutan umum konvensional akan menggelar aksi lanjutan yang lebih besar dan melakukan sweeping.
Hanya saja, niat mereka untuk bertemu langsung Bupati Cellica Nurrachadiana tidak kesampaian. Karena saat unjukrasa digelar, orang nomor satu di Karawang ini sedang tidak ada di kantornya. Akhirnya, mereka cuma bisa menyampaikan aspirasinya tersebut kepada Asisten Daerah Bidang Adminstrasi, Samsuri. (tim/tik)