KARAWANG, TAKtik – Penataan perangkat daerah ini tentunya telah melalui berbagai macam pertimbangan matang. Dilaksanakan dengan memegang prinsip tepat orang, tepat fungsi.
Itulah di antara pernyataan Bupati Cellica Nurrachadiana seusai melantik ratusan pegawai eselon IV dan III yang terkena mutasi maupun yang dikukuhkan kembali pada jabatannya, Jum’at lalu (2/2/2018). Tapi, sejauhmana konsistensi bupati atas apa yang disampaikannya itu?
Ditemukan fakta dari data pegawai yang terkena mutasi (rotasi), ternyata ada Kabid SD yang dialihtugaskan menjadi Kabid SMP di Disdik Pora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga), Cecep Mulyawan, golongan kepegawaiannya IV/b harus duduk pada kursi di bawah sekretaris di dinasnya yang baru yang golongan kepegawaiannya IV/a atau satu tingkat di bawah dia.
“Bagaimana bisa seorang berpangkat satu tingkat di atasnya harus menghadapi atasan yang memiliki golongan satu tingkat di bawahnya? Katanya hasil mutasi ini telah melalui berbagai perimbangan matang dengan memegang prinsip tepat orang, tepat fungsi? Ko jadi tidak sinkron antara ucapan dan hasil keputusannya?” heran sumber TAKtik yang mewanti-wanti identitasnya tidak dipublikasikan.
Fakta lain, seorang sarjana teknik Anyang Saehudin yang sebelumnya ditugaskan di kursi Kabid Bangunan pada Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang), kini dipindah tugaskan menjadi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah).
“Dari sisi golongan kepangkatan memang sesuai. Hanya tugas baru yang diemban Anyang sekarang juga tidak nyambung dengan apa yang diucapkan Cellica. Katanya bupati ini dalam menempatkan pegawai pada tugasnya tidak akan mungkin di luar disiplin ilmu pegawai bersangkutan. Saya kira hasil mutasi ini silahkan publik menyimpulkan sendiri dalam konteks mengukur konsistensi itu,” tandas sumber.
Menanggapi hal ini, Sekda Teddy Rusfendi Sutisna yang juga pimpinan Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) mengatakan, pihaknya segera akan melakukan evaluasi ulang, terutama ketika dalam penempatan pejabat hasil mutasi kemarin terdapat posisi yang disebutnya dengan istilah ‘nyundul’ (bawahan punya golongan pangkat di atas atasannya).
“Nanti salah seorang di antaranya bisa kita rotasi lagi bagi pejabat yang jabatannya ‘nyundul’. Ya kita juga manusia, potensi untuk keliru selalu saja ada,” jawab sekda tanpa mau berkomentar yang berkaitan dengan sinkronisasi disiplin ilmu seorang pegawai dengan penempatan tugasnya.
Begitu pula saat ditanya apakah ada hal lain yang bersifat subyektif atau politis saat keputusan mutasi dinyatakan final oleh bupati? Sayang, tatkala TAKtik hendak menemui Cellica di kantornya, Senin (5/1/2018), yang bersangkutan dikabarkan sedang melaksanakan perjalanan dinas ke Jakarta. (tik)