KARAWANG, TAKtik – Mengutif prakiraan cuaca yang dilansir BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), Sekretaris Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Karawang, Supriatna, menghimbau masyarakat di daerah ini, terutama di wilayah selatan Karawang, agar menghemat air bersih dari sumber air yang ada.
“Berdasarkan prakiraan BMKG tersebut, bahwa puncak musim kemarau akan terjadi antara Agustus-September 2018. Bila kondisinya demikian, biasanya warga di Kecamatan Tegalwaru, termasuk sebagian di Pangkalan, selalu kesulitan air bersih,” ujar Supriatna saat bertemu TAKtik di rapat paripurna DPRD Karawang, Rabu petang (25/7/2018).
Adanya kabar kekeringan yang sudah melanda warga Desa Jatilaksana Kecamatan Pangkalan, Supriatna membantahnya. Selain karena hujan sempat turun di wilayah ini, Selasa (24/7/2018), ia beralasan belum menerima laporan dari warga atau camat setempat. Bahkan Supriatna mengklaim, area persawahan di sana masih bisa teraliri air.
“Yang harus diwaspadai lagi, memasuki Oktober nanti masuk pancaroba. Kita mesti hati-hati kemungkinan cuaca buruk yang disertai angin puting beliung. Kalau terjadi kekeringan kita bisa mengantisipasinya, atau memberikan bantuan air bersih. Namun bila terjadi bencana alam seperti angin puting beliung, susah menghindarinya,” ujar Supriatna.
Kabar berbeda diterima kontributor TAKtik dari laporan warga Desa Jatilakana. Sejak beberapa minggu terakhir air sumur mereka mulai terus berkurang. Bahkan di antaranya sudah ada yang mengering. Sehingga untuk mendapatkan air bersih, mereka mesti mencari di sumur-sumur lainnya yang lebih jauh.
“Sejak Juli ini kami mulai kesulitan air bersih. Dari sumber air yang biasa didapat, terutama sumur, sekarang airnya terus berkurang. Terpaksa mencari ke tempat lebih jauh dengan menggunakan jerigen berkapasitas 25 liter untuk pasokan kebutuhan cuci dan memasak,” ungkap Unung alias Ogen, salah seorang warga setempat.
Unung menambahkan, dirinya setiap hari harus berbagi air bersih dengan tetangga kampung yang sama-sama membutuhkan. “Walau saling sedikit, terpenting semua kebagian. Minimal ada buat cuci dan masak. Soal mandi, kan masih bisa dari air sungai,” ujarnya. (cr/tik)