KARAWANG, TAKtik – Di antara risiko tinggal di area hutan yang dipelihara pemerintah melalui Perum Perhutani adalah hidup tanpa listrik. Seperti halnya yang dialami 300 kepala keluarga di wilayah selatan Karawang. Selama 30 tahun terakhir hidup dan mencari nafkah di sini, setiap malam hanya cukup diterangi lampu cempor.
Kendati di sekitar hutan tersebut telah banyak pabrik berdiri, karena di sana pula kawasan industri tumbuh. Kondisi ini tak urung membuat satuan TNI AU dari Lanud Suryadarma Kalijati Subang turun tangan memberikan bantuan lampu penerangan bertenaga accu alias listrik non PLN terhadap warga yang terisolir itu. Walaupun baru bisa memenuhi kebutuhan untuk 100 dari 300 rumah yang ada.
Disebutkan oleh Komandan Lanud Suryadarma, Marsma TNI T Sembiring Meliala, bahwa lampu yang dibagikan gratis ini hasil karya inovasi siswa-siswi SMK Angkasa di bawah naungan satuannya. Kelebihan dengan lampu produk massal yang biasa di jual di pasar, sebut Sembiring, 1,5 watt setara dengan 13 watt. Untuk pemasangan di perkampungan Sarijaya Desa Puseurjaya Kecamatan Telukjambe Timur, setiap rumah 5 buah bohlam berikut satu accu dan perangkat lain sejenis stabilizer.
Alhasil, kekuatan daya accu diklaim lebih tahan lama, setidaknya cukup untuk satu bulan sebelum dicharger ulang. Dikemukakan pula oleh sang penemu teknologi ini, Ujang Koswara, bahwa setiap satu kali charger accu hanya membutuhkan waktu 3 jam. “Perangkat maupun lampunya tidak diperjual belikan. Hanya buat kebutuhan Lanud TNI AU. “Ini adalah pendidikan karakter budaya produktif. Selama ini kita konsumtif, membeli lampu di toko, padahal kita bisa membuatnya sendiri,” urainya. (tim/tik)