KARAWANG, TAKtik – Biasanya, setiap rumah ada penunggunya. Itu saja prinsipnya.
Kalimat pendek tersebut adalah jawaban Ketua DPD PKS Karawang, Budiwanto, saat ditanya TAKtik, apakah dirinya percaya atau tidak bahwa di tengah proses revisi Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) steril dari “titipan” pihak-pihak yang berkepentingan?
Budiwanto malah hanya terdengar tertawa tatkala dikejar pertanyaan serupa. “Kalo itu sih, di dalam kehidupan kan bermacam-macam. Mungkin yang di depan saya (maksudnya ke TAKtik) lebih paham dibanding yang ditanya,” kelitnya.
Sebelumnya, Ketua DPD Partai Golkar Karawang, Sukur Mulyono, mengingatkan bahwa dengan mendahulukan mendengar masukan dari pengusaha dalam kegiatan konsultasi publik Rancangan Revisi Perda RTRW, itu justru mengundang pertanyaan publik, ada apa?
Menurut Mulyono, munculnya kecurigaan itu berawal dari pembahasan pertama revisi perda ini yang tidak melibatkatkan masyarakat, terutama warga Karawang yang berpotensi terdampak dari perubahan RTRW yang direncanakannya itu.
“Mungkinkah di draft revisi Perda RTRW yang dibuat BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah) tidak terselip kepentingan mengakomodir “titipan kepentingan” pihak-pihak tertentu?” tanya Mulyono yang juga sepakat apabila draft raperda ini dikawal oleh semua elemen masyarakat di Karawang.
Saat membuka acara konsultasi publik tersebut di Blits Hotel, Kamis pagi (1/9/2022), Sekda Acep Jamhuri sempat mengatakan, kalau ada yang bermain di rencana perubahan RTRW, siapapun itu, kita cari orangnya. “Biar fair, jangan ada prasangka-prasangkaan,” katanya.
Sementara itu, Budiwanto dari PKS kembali mengingatkan BKPRD, fokus yang harus menjadi perhatian serius Pemkab Karawang adalah mempertahankan serapan air di selatan Karawang dan tetap menyelamatkan area persawahan teknis di barat maupun utara Karawang.
“Di kita ini ada daerah bencana yang menahun seperti Karangligar, Telukjambe Barat, Perumahan BMI Cikampek. Sedangkan posisi Karawang berada di hilir sungai-sungai besar. Kalau mau merevisi Perda RTRW ya jangan malah melahirkan masalah baru,” wanti-wanti Budiwanto. (tim/tik)