KARAWANG, TAKtik – Keberadaan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Karawang kini jadi sorotan beberapa kalangan di daerah ini. Dari mulai pengelolaan keuangan hingga keberadaan di antara pengurusnya yang diduga tidak aktif tapi mendapatkan honor bulanan.
Lalu, apa dan siapa yang sebenarnya menjadi pemicu berita minor di tubuh KONI Karawang ini menggelinding? Adakah faktor politis atau reaksi kecewa di kalangan internal pengurus setelah ada perubahan posisi sekretaris umum?
Betulkah dana milyaran rupiah yang selama ini dikelola KONI Karawang diduga ‘bocor’ hingga ada ketua bidang perencanaan program dan anggarannya dilaporkan ke polisi? Kalau dugaan itu terbukti secara hukum, kenapa baru dibuka sekarang, di tengah kepengurusan masa bakti 2020-2024 tinggal satu tahun lagi?
“Proses hukum yang sedang berlanjut di Polres Karawang saya dan ketua tidak bisa berbicara lebih banyak tentang permasalahan apa yang terjadi. Apalagi saya baru dua hari ini (jadi sekretaris umum). Saya tidak mau mendahului proses yang sedang berlangsung di sana (polres). Kita hormati saja dulu, ikuti saja dulu,” ujar Rakhmat Gunadi di sekretariat KONI Karawang, Selasa (10/10/2023).
Menjawab mengenai tudingan bahwa ada di antara pengurus yang tidak aktif tapi tetap menerima uang honor bulanan, Gunadi katakan, aktif atau tidak aktifnya pengurus tidak bisa diukur dengan tingkat kehadirannya di sekretariat KONI.
“Sebenarnya ini kan persepsi subyektif seseorang tentang seseorang. Sekarang ini subyektifitas lebih banyak bermain tentang penilaian seseorang. Bagi kami hari ini yang penting produk KONI semua bidang berjalan bagus. Masalah belum maksimal bisa kami akui,” kata Gunadi lagi.
Menyangkut kemungkinan terselip unsur politis di tengah kemunculan berita minor yang sekarang mengarah ke KONI Karawang, Gunadi maupun ketua umumnya, Sayuti Haris, enggan memberikan komentar apapun.
Sedangkan sumber TAKtik di kalangan pengurus KONI menyebutkan, mencuatnya persoalan menyangkut pengelolaan keuangan yang diduga ‘bocor’, sulit dipungkiri sumber adalah paska pergantian sekretaris umum.
“Kita sih sepakat soal ini dibuka biar jelas untuk menghilangkan kecurigaan pihak manapun, baik di internal maupun di eksternal,” ungkap sumber yang meminta identitasnya tidak dipublish. (tik)